Recent posts

Cerita Sex Khayalanku Yang Jadi Kenyataan



Agen Capsa Online - Malam ini saat mulai tidur kepalaku terasa berat. Aku risau selama beberapa jam, tapi menjelang dini hari akhirnya aku bisa tertidur juga. Aku tak tahu berapa lama aku tidur, rupanya sebentar, karena ada sesuatu yang membuatku terbangun.


Ada yang mengusik tubuhku saat aku sedang tertidur lelap. Sebuah benda berat menindih lenganku. Aku membuka mata dan melihat lampu ruangan masih menyala, rupanya aku tadi lupa mematikannya. Mataku terasa pedih, kemudian aku mengedip-ngedipkannya sebentar, sampai mataku mulai terbiasa. Kemudian saat aku melihat ke sebelah kiri, aku terkejut. Benda berat yang menindih lenganku adalah Nanda.



Agen Domino Bet Terpercaya - Nanda rebahan di sebelahku. Kepalanya ada di dekat pundakku, sementara tubuhnya memeluk erat lengan kiriku. Ia mengenakan kaos putih tipis dan celana pendek loenggar, wangi sabun dari tubuhnya bisa kucium dengan sangat jelas.

Kenapa ia bisa ada di sini? Jantungku berdegub kencang. Aku ingat, mungkin aku lupa mengunci pintu ruangan saat akan tidur tadi. Aku kelelahan dan pikiranku kacau, aku sampai tak ingat mengunci pintu.

“Di….,” Ucap Nanda agak mendesah. Rupanya ia tak tidur.

Nanda menengadahkan kepalanya, berusaha menatap mukaku. Jarak mukaku dan mukanya kini hanya beberapa centi.

“Maafin aku, Di…. Aku tau aku yang salah,” ucapnya pelan.

Aku berusaha menenangkan diriku.

“Nan… kenapa loe tiba-tiba ke sini?”

Nanda menghela nafas, kemudian memeluk lenganku dengan lebih erat. Aku dapat merasakan gesekan buah dadanya dari luar kaos yang ia kenakan.

“Hmmmm…. aku pengen, Di…”

Aku terkejut mendengar kata-katanya. Ucapan Nanda berhasil membuat darahku berdesir. Sebelum aku sempat mengucapkan apa-apa, tiba-tiba Nanda mencium leherku, kemudian tangannya meraba kemaluanku dari luar celana boxer yang aku pakai.



Agen Poker Indonesia - “Tan…. kenapa loe tiba-tiba jadi… ”

“Mmmmmh….. Mmmmhhh…” bibir kami langsung beradu, saling lumat dan saling hisap. Oooh, sungguh aku merindukan bibir ini. Aku merindukan kelembutan bibirnya setelah terlalu lama.

Tangan Nanda menyelinap ke balik celanaku, kemudian ia mengambil gagang kemaluanku dan mengeluarkannya dari celana. Dengan gerakan yang pelan dan lembut ia mulai mengocoknya, sementara itu bibir kami terus berpagutan. Refleks, tanganku juga menyelinap ke balik kaosnya dan mencari gunung mungil yang sudah lama kurindukan. Aku meremas buah dada kiri Nanda dan memainkan pentilnya. Pentilnya sudah keras dan tegang, sangat enak untuk dimainkan menggunakan jari.

Nanda bangkit, ia duduk di atas lututku. Kemudian ia mengarahkan kemaluanku yang sudah berdiri tegak ke arah selangkangannya yang masih terhalang celana. Pelan-pelan ia menggesek-gesekkan ujung kemaluanku ke selangkangannya.

“Hhhhh…. aku kangen sama kemaluan loe, Di…. Mmmhhh…”

Tak lama kemudian ia memerosotkan celananya sendiri beserta celana dalemnya. Terlihatlah kemaluannya yang bekas dicukur dan masih tak berubah dari dulu. Nanda menggesek-gesekkan ujung kemaluanku di bibir kemaluannya tapi tampak berhati-hati.

“Nan…. Ohhh….” aku tak sanggup menahan desahan.

“Uhhh… hanya gesek-gesek aja ya Di…. ini yang terakhir kalinya…” desah Nanda.

Mendengar kata-kata itu tiba-tiba saja aku jadi merasa agak kesal. Aku tak mau. Aku tak mau hanya sekedar begini. Aku menginginkannya. Aku ingin tahu apakah dia masih perawan atau tak saat ini. Aku tak mau kehilangannya.

Tanpa minta izin lebih dahulu, aku menarik kedua tangan Nanda, kemudian aku lempar tubuhnya ke atas kasur. Aku menindihnya, kutahan kedua lengannya dan kulebarkan kedua kakinya.

“Aw! Di! Loe mau ngapain?” Nanda protes.

“Please, Nanda…. Aku mau jadi yang spesial buat loe… aku mau….” ucapku sambil berusaha menahan tangannya yang meronta-ronta.

“Jangan Di… aku udah, aku udah tuna.. nga… aaaaaah!”

Dengan gerakan yang memaksa, kepala kemaluanku masuk ke dalem bibir kemaluan Nanda. Ia masih berusaha melawan, tapi tenagaku lebih kuat dalem menahan gerakan tangan dan kakinya. Kudorong lagi pinggulku ke arah depan, kemaluanku masuk semakin dalem ke lubang kemaluan Nanda. Oooh… rasanya sungguh luar biasa. Rasanya berbeda dengan lubang kemaluan Gita, milik Nanda terasa lebih hangat dan lebih lembut. Kuteruskan mendorong kemaluanku, kemudian kugunakan sedikit tenaga hingga gagang kemaluanku masuk seluruhnya ke kemaluan Nanda.

“Adiiii…! Aghhh! Sakiiiit! Sakit Di….!” Nanda menjerit. Gerakan tangannya berubah menjadi lemas, dan sedikit demi sedikit ia berhenti melawan. Tapi ia mulai menangis.

“Nan… jangan nangis… please aku minta maaf,” ucapku.

“Sakiiit…. loe jahat….. ”

Aku melihat ke arah kemaluan Nanda, kemudian aku menemukan bekas darah yang membasahi seprei kasurku. Aku terkejut. Aku tak tahu apa yang harus kukatakan sekarang.

“Loe masih perawan, Nan?” tanyaku terbata-bata.

“Sekarang udah gag, bego loe! Bego!” Nanda memeluk leherku dan berusaha menghentikan tangisannya.



Agen Judi Poker Uang Asli - Aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Perlahan aku mulai menggenjot kemaluan Nanda, awalnya agak pelan karena aku tak ingin menyakitinya lebih lanjut. Dinding kemaluan Nanda terasa sempit dan meremas-remas gagang kemaluanku. Jadi rupa inilah kemaluan dari perempuan yang selama ini selalu kurindukan, yang selalu kuinginkan. Luar biasa.

“Aaaaaah…. Aaakhh… Ooouhhh…” Aku terkejut mendengar Nanda mulai mendesah. Ternyata ia cepat bisa menikmati ini.

“Udah gag sakit kan, Nan?” tanyaku sambil mempercepat genjotan.

“Gag…. ahhh enak… mmhhh….” desah Nanda.

“Aku cepetin lagi ya?”

“Uuhh… Iya bang… yang cepet… terus bang….”

“Hah? Nan? Sejak kapan loe manggil aku bang…..”

Nanda melepaskan pelukannya, kemudian aku dapat melihat mukanya. Ia bukan Nanda! Ia Gita! Bagaimana mungkin? Tak masuk akal!

Gita berbaring di bawahku, kakinya direntangkan lebar, tangan kirinya meremas-remas buah dadanya sendiri. Gita tampak tersenyum, tapi ia terus menggerak-gerakkan pinggulnya supaya aku tak berhenti menggenjotnya. Ia tersenyum sambil mendesah, kemudian perlahan ia mengacungkan jari tengahnya ke depan mataku.

Aku gemetar sekujur tubuh. Dengan sangat cepat, Gita bangkit dan mendorong tubuhku. Aku jatuh terlentang, kemudian kepala Gita turun hingga ke depan kemaluanku. Ia kemudian menghisap kemaluanku dengan mulutnya. Kemudian ia menggigitnya. Ia menggigit kemaluanku! Krauk! Krauk! Aku menjerit sekuat tenaga. Aaaaaaaa!

Kemudian aku terbangun di atas tempat tidur. Hanya mimpi? Tak ada siapa-siapa di sampingku. Tak ada Gita, tak ada Nanda. Aku masih sendiri.

Hari-hari kujalani seperti biasa. Rasa rindu terhadap Nanda Maupun Gita perlahan kini mulai memudar. Aku sadar, Nanda bukanlah jodohku, dia adalah obsesi dalam hidupku. Tak pernah mengungkapkan isi hatiku cukup menjadi penyesalan yang kusimpan dan tak akan terulang kembali.



Gita… perempuan berkaca mata yang memberiku kehangatan dikala aku bimbang. Betapa berdosanya aku bila terus memanfaatkan dia. Kini dia telah bahagia dengan suaminya. Hubungan kita tetap baik. Terakhir kudengar ia melahirkan anak kembar.

Nanda dan Gita 2 perempuan yang memberikanku pengalaman indah tak terlupakan. Yes.. it’s me… simple think of me. Sepucuk surat pernah kutuiskan untuk Nanda, entah berguna atau tidak yang pasti aku sudah berusaha jujur pada diriku dan pada dirinya. Aku pernah jatuh cinta kepadanya.

Demikian Cerita Seks Terbaru Khayalanku Yang Jadi Kenyataan ini, baca juga Cerita Seks lainnya.

Post By : StarDomino.me

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 comments: